Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Berawal Dari

“Permainan politik, kebusukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, berawal dari tempat nyaman-menyeramkan bernama kampus.” Kenapa gue berani ngomong kayak gitu? Kenapa gue pake kata gue sih? ><! Biarin aja lah yaa suka-suka gue yang nulis. Gue mahasiswi semester tiga yang lagi sedikit selo dari kejaran tugas menumpuk. Gue nggak cuma dikejar tugas, gue juga dikejar perasaan gue. Pikiran dan perasaan gue lagi sinkron banget masalah yang satu ini. PERMAINAN POLITIK ORMAWA. Sumpah yaa gue pengen menghilang rasanya, gue nggak mau terlibat masalah begituan, bukannya gue suka cari aman atau gimana. Faedahnya apaan coba kalo belajar politik, tapi politiknya KOTOR. Sekelas HMJ aja udah main kotor, gimana BEM? Jauh lebih kotor. Boleh dibilang program kerja mereka bagus-bagus, keren-keren, tapi buat apa mereka main pilih ketua, rekrut anggota pake cara-cara kecoa? Alasannya demi “Kebaikan”. Meennn... Please, gimana percaturan poltik Indonesia bisa sehat kalo belajar politiknya dari kulia

Scared to be Lonely

Tahun  itu adalah  tahun  terburuk sepanjang 19 tahun sejarah seorang Jenna hidup. Ia bahagia 4 tahun terakhir menghabiskan hidupnya dengan Ryan, kekasihnya yang luar biasa. Mereka couple every month di SMA. Namun, sejak Ryan lulus, ya dia adalah kakak kelasnya, Jenna tidak lagi menjadi couple of the month . Bagi Jenna cukup 2 tahun saja ia mendapatkan gelar konyol itu. Setahun awal hubungan semi-LDR Jenna dan Ryan baik-baik saja. Ryan memilih kuliah di kota ini agar bisa menemani Jenna. Jenna memang tidak bisa jauh dari Ryan. Hubungan mereka baik-baik saja, semakin hangat, semakin menunjukkan kematangan, semakin dewasa, Ryan tak lagi cemburu dengan teman-teman Jenna, Jenna semakin memperhatikan Ryan, sampai satu titik dimana semuanya mulai retak. Bongkahan cinta itu mulai berbunyi "krek..."   Jenna ingin kuliah di luar kota. Ia mendapatkan akses jalur prestasi ke salah satu universitas negeri di luar kota. Hal ini menimbulkan pertengkaran hebat antara Ryan dan Jenn

Rencana Tuhan

Kima hanya bisa menunduk melihat sepatunya. Sepatu bot kesayangannya berwarna salem. Kima hanya bisa duduk diam dan mendengarkan kembali detik-detik itu. Detik-detik Arya menelepon… “Kima apa kabar? Maaf selama ini mas nggak peka. Maaf selama ini Kima nungguin mas. Makasih Kima sudah bilang tentang perasaan Kima ke mas. Tapi, bukan berarti mas menolak Kima. Mas belum berani menghadap ke mama Kima yang katanya galak itu, ha ha. Akhir-akhir ini mas mimpi Kima terus di barak. Mungkin mas kangen sama sinisnya Kima, sama cerewetnya Kima, sama judesnya Kima. Maaf mas balas perasaan Kima telat, mas nggak tahu selama ini ada doanya Kima di hidup mas. Semoga lebaran nanti ketemu ya… ”   Terputus di situ, dan suara ledakan menggelegar. Kima meneteskan air mata. Genap satu tahun telepon itu datang. Genap satu tahun Arya meninggalkan Kima selama-lamanya. Hampir lima tahun Kima memendam perasaannya pada Arya, dan akhirnya mereka terpisah bukan lagi oleh jarak, tapi takdir. Kima bangkit dari ku

Chocolaté, Biscotte et Céréales

"Gora!" Teriak Vira. "Gora berhenti!" Teriak Vira. Gora terhenti dan membalikkan badan ke arah Vira. "Aku tahu selama ini yang ngirim cokelat, biskuit, sereal itu kamu! Lokerku gak pernah sepi jajan karena kamu." Ucap Vira lantang, membuat seisi ruangan loker melihat mereka. "Apa sih maksud kamu? Mau bikin aku gendut?" Tanya Vira. Gora hanya tersenyum dan pergi begitu saja. Vira berlari mengejarnya, ruangan loker kembali seperti semula. "Gora! Plis jelaskan semua ini." Teriak Vira di lorong sekolah. Pagi itu Vira memergoki Gora menggantungkan kantong plastik di loker Vira. Akhirnya Vira mengetahui siapa yang selama ini mengirim cokelat, biskuit, dan sereal ke lokernya. Namun saat dipergoki, Gora hanya senyum dan pergi.    Gora bukan siapa-siapa dalam hidup Vira. Bahkan, Vira tidak mengenalnya. Gora tiba-tiba hadir dalam hidup Vira dengan senyuman. Vira yang supel dan ramah memang terkenal memiliki banyak teman. Namun kali ini tema

First Blog in January 2017

Hai... Long time no see... Udah 2017 yeay! Akhirnya 2016 berakhir dengan berkumpul di 0km dengan warga Jogja! Cihuy... Waktu itu 31 Desember 2016 ada kegiatan UNY Mengaji di kampus. Mulai dari jam 3 pagi sampe jam 1 siang aku di Masjid Al-Mujahidin UNY, intinya tobat lah wkwk. Trus pulang berencana sama temen-temen "ntar malem ke 0km kuy!". Yah yang terjadi hanya 4 orang saja yang bertemu, yang lainnya entah terpisah kemana. Then 00.00, Happy New Year! Ya gitu lah, kembang api, terompet, selfie, standar perayaan tahun baru seperti biasa, balik ke kosan dan tidur sampai pagi. Nggak ada yang spesial sih, cuma tahun baru nggak sama keluarga, itu doang. Hmmm... Setelah itu sibuk belajar buat UAS semester 1. Banyak yang takehome sih, dan udah kelar sebelum tahun baru, tapi ya gitu sih tetep harus belajar. UAS dapat terselesaikan dengan lancar, bareng dengan persiapan MUSTAH KMIP, yap, UAS berakhir dengan menjadi panitia. Then ada serangkaian wawancara open recruitmen UKM dan