Chocolaté, Biscotte et Céréales

"Gora!" Teriak Vira. "Gora berhenti!" Teriak Vira. Gora terhenti dan membalikkan badan ke arah Vira. "Aku tahu selama ini yang ngirim cokelat, biskuit, sereal itu kamu! Lokerku gak pernah sepi jajan karena kamu." Ucap Vira lantang, membuat seisi ruangan loker melihat mereka. "Apa sih maksud kamu? Mau bikin aku gendut?" Tanya Vira. Gora hanya tersenyum dan pergi begitu saja. Vira berlari mengejarnya, ruangan loker kembali seperti semula. "Gora! Plis jelaskan semua ini." Teriak Vira di lorong sekolah. Pagi itu Vira memergoki Gora menggantungkan kantong plastik di loker Vira. Akhirnya Vira mengetahui siapa yang selama ini mengirim cokelat, biskuit, dan sereal ke lokernya. Namun saat dipergoki, Gora hanya senyum dan pergi.  
Gora bukan siapa-siapa dalam hidup Vira. Bahkan, Vira tidak mengenalnya. Gora tiba-tiba hadir dalam hidup Vira dengan senyuman. Vira yang supel dan ramah memang terkenal memiliki banyak teman. Namun kali ini teman ini hanya senyum jika bertemu dengan Vira. Gora hanya berani berbincang dengan Vira via media sosial. Vira tidak menyukai hal itu dan akhirnya dia tidak memedulikan Gora. Diam-diam Gora menyukai Vira, namun Gora tidak berani mengungkapkan. Gora hanya berani mengirimkan cokelat, biskuit dan sereal kesukaan Vira. Itu pun sekarang Vira sudah berhenti menyukainya, karena program diet ketatnya. Vira ingin lulus SMA dan melanjutkan ke kepolisian seperti bunda dan ayahnya.  

5 tahun kemudian 

"Hai Vira! Apa kabar?" Sapa Gora di media sosial. "Gora? Gora yang ngirim cokelat di loker itu bukan?" Tanya Vira. "Iya... Masih inget ternyata. Gimana sekarang kabarnya?". "Kerja di Polda Jawa Tengah. Kamu?". "Wah, mbak polwan 😍". "Iya kalo dulu kamu gak berhenti ngirim cokelat, aku gak bakal jadi polwan gini he he he." Jawab Vira. "Syukur deh... Dulu kamu mergokin aku 😅 ". "Iya e... Eh gimana kamu sekarang dimana?" "Aku lulus Kuliah terus melamar kerja di PT.KAI, yaa sekarang di DAOP 6 Yogyakarta. Kapan-kapan ketemu yuk!" "Yakin mau ketemu? Bisa ngomong?" "Candi Prambanan, 2 Februari ya!" Ajak Gora. "Ya." Jawab Vira. 

"Naradya Viratama, sejak hari itu aku menghindarimu. Aku mengagumi sosokmu, namun aku sadar aku tak mampu. Tapi, dari dirimu lah aku menemukan semangat dan keberanianku. Semoga hidupmu dan Sakti sakinah mawadah dan penuh rahmat." - Gora Vira Madya Jala. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Tuhan

Minggu Pertama Kuliah