Scared to be Lonely

Tahun itu adalah tahun terburuk sepanjang 19 tahun sejarah seorang Jenna hidup. Ia bahagia 4 tahun terakhir menghabiskan hidupnya dengan Ryan, kekasihnya yang luar biasa. Mereka couple every month di SMA. Namun, sejak Ryan lulus, ya dia adalah kakak kelasnya, Jenna tidak lagi menjadi couple of the month. Bagi Jenna cukup 2 tahun saja ia mendapatkan gelar konyol itu. Setahun awal hubungan semi-LDR Jenna dan Ryan baik-baik saja. Ryan memilih kuliah di kota ini agar bisa menemani Jenna. Jenna memang tidak bisa jauh dari Ryan. Hubungan mereka baik-baik saja, semakin hangat, semakin menunjukkan kematangan, semakin dewasa, Ryan tak lagi cemburu dengan teman-teman Jenna, Jenna semakin memperhatikan Ryan, sampai satu titik dimana semuanya mulai retak. Bongkahan cinta itu mulai berbunyi "krek..." 

Jenna ingin kuliah di luar kota. Ia mendapatkan akses jalur prestasi ke salah satu universitas negeri di luar kota. Hal ini menimbulkan pertengkaran hebat antara Ryan dan Jenna. Ryan merasa dirinya tidak dianggap, Ryan merasa semua yang ia lakukan pada Jenna sia-sia. Jenna merasa bersalah, namun ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan sekali seumur hidupnya. Jenna berpikir bahwa LDR bukan masalah, sayangnya tidak bagi Ryan. Ryan berat hati melepaskan Jenna merantau, Ryan 24 jam nonstop menghubungi Jenna. Pada akhirnya Jenna kesal dan berkata bahwa ia bisa menjaga kepercayaan Ryan.  

Satu tahun LDR penuh drama, Ryan menambah drama lagi. Tiga bulan tanpa kabar, ia muncul dengan buket bunga beserta seragam cokelat dan kepala botak. Jenna sempat berpikir bahwa Ryan tidak tahan dan akhirnya memutuskan hubungan ini. Ternyata Jenna salah, Ryan masuk pendidikan polisi, 3 bulan awal memang Ryan dilarang berkabar dan setelah itu diizinkan untuk pesiar. Jenna kaget, bukan karena tampilan Ryan, tapi keputusan Ryan dari mahasiswa jurusan teknik kimia ke polisi yang lulusnya brigadir dua. Hal yang sulit diterima Jenna, Mamanya polisi, Papanya tentara dan mereka meninggal di TKP yang sama. Saat demo mahasiswa. Kehidupan Jenna tidak sesimpel hidup Ryan. Jenna sangat menghindari dua macam profesi itu. Dan kini kekasihnya, Hastaryan Rizqi Pradana memilih jalur kehidupan mama Jenna. Jenna takut kehilangan lagi. Hanya itu dipikirannya.  

Jenna marah besar, ia menampar Ryan. "Gila kamu ya! Aku udah bilang nggak perlu kamu jadi polisi. Ngerti nggak kuliah kamu mahal, sekarang diputus gitu aja?! Yan, kamu tahu lulusan Teknik Kimia hidupnya nggak sesusah polisi. Kamu bisa hidup enak, bantuin orang lebih banyak! Aku nggak ngerti jalan pikiran kamu." Jenna lantas meninggalkan Ryan sendiri. 

Selama ini Ryan menganggap Jenna mendukung semua langkah Ryan, namun yang satu ini tidak. Ryan memutuskan untuk tidak menghubungi Jenna sementara. Bukan karena hubungan ini sudah tidak bisa dipertahankan lagi, menurut Ryan, Jenna hanya butuh waktu berpikir. Selama pendidikan hingga selesai dan penempatan, Jenna tidak muncul. Tidak berkabar, membuat Ryan gelisah. Ia mengirimkan cincin beserta surat untuk Jenna. Ia berharap Jenna kembali padanya. "Dear Jenna, aku tahu ini berat buat kamu. Tapi apa salahnya jika aku menginginkanmu melebihi seorang kekasih? Would you be my fiancée Jemima Jenna Jamaluddin?" 

In another side, 
Sejak konflik sakit tak berdarah itu, Jenna lebih banyak mengurung diri dan menutup hati. Ia mendekat pada Tuhan, meminta belas kasihan. Jenna bangkit dalam waktu sebentar. Ia memantapkan diri untuk berubah dan melupakan segalanya dengan Ryan. Namun ia sendiri. Ia tak lagi ada yang menemani. Selama 15 tahun tanpa orang tua, Jenna sudah terbiasa mandiri, ia hanya tinggal bersama neneknya seorang mantan pegawai negeri. Sayang, sejak Jenna masuk SMA nenek meninggalkannya sendiri. Ya selama ini Jenna sendiri dan Ryan lah yang menemani. Tapi Ryan lebih memilih jalan lain dan membuat Jenna kembali sendiri merasakan sepi. 

Suatu hari sebelum datangnya paket dan surat dari Ryan, seorang laki-laki bernama Hamzah datang pada kehidupan Jenna. Ia sudah lama sendiri dan sedang mencari istri. Bagi Hamzah, Jenna calon yang dinanti selama ini. Sayangnya Jenna belum siap membuka hati. Hamzah menunggu beberapa hari sebelum akhirnya Jenna menyetujui. Hamzah mengetahui segalanya tentang Jenna dan ia menerima keadaan psikis Jenna saat ini. Jenna berpikir bahwa Hamzah lebih tua 6 tahun diatasnya, sudah matang dan mapan, lebih dari mapan, seorang supervisor di PLTN Jawa Tengah. Ahli Nuklir. Belum genap dua tahun Jenna kuliah, ia menikah. Kemudian datanglah paket itu. Paket yang tidak diharapkan. Paket yang membuat Jenna takut sendirian. Hamzah mengetahui itu semua, dengan baik hatinya Hamzah menanyakan, "Dek Jen mau sama dia apa sama mas? Kalau dek Jenna masih cinta dengan dia, mas bisa mengalah." Jenna menangis dan memukul suaminya itu. "Mas gila apa??? Aku nggak mau mas!" Hamzah tertawa dan memeluk istrinya itu. Jenna tahu betul siapa Hamzah. Hamzah seseorang yang menyelamatkan Jenna dari lubang kesendirian. Dia laki-laki nomor dua setelah almarhum papanya. Hamzah tidak pernah protes dengan kuliah Jenna, tidak protes dengan long distance marriage mereka, membuat hubungan sefleksibel dan senyaman mungkin. Jika Hamzah tidak pulang ke rumah mereka di kota, maka Jenna menghampiri ke asramanya. Semuanya dibuat fleksibel dan saling menerima oleh Hamzah.  Darinya, Jenna belajar bahwa cinta itu tidak saling menyulitkan satu sama lain. Cinta itu fleksibel. Saling menerima adalah kunci terbaik. Sejak saat itu Jenna berani sendiri. Mereka tidak berkorban, mereka tidak melakukan hal yang dianggap sia-sia, semua sudah 'memang seharusnya'. 

Di sisi lain, 
Ryan berhenti di pos penjagaan. Temannya memberikan sebuah paket. Ia membaca surat yang terselip di paket itu. 
"Ryan, aku tahu kamu laki-laki yang baik. Maafkan aku yang memilih meninggalkanmu sendiri disana, aku tahu kamu pasti sebal denganku akhirnya mendaftarkan diri di kepolisian. Aku minta maaf tidak bisa menerima permintaanmu itu, karena aku sudah memiliki Hamzah Zulfikar Ramadhan. Dia yang menemaniku di saat kamu menghilang. Dia akhirnya yang menjadi nama belakangku saat ini. Maafkan aku egois, tapi coba kamu pikirkan lagi, siapa yang lebih egois.  
Salam, Jemima Jenna Jamaluddin Hamzah." 
Ryan menangis, entah bahagia atau sengsara. Ia menyesali semua keputusannya. Tapi terselip dalam benaknya supaya Jenna dan Hamzah hidup bahagia. Bagi Ryan, cinta itu saat orang yang dicinta bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Tuhan

Minggu Pertama Kuliah