Nostalgia + Postingan Telat = Rindu!

Saat mengetahui lomba ini, sebetulnya sedikit mengejutkan. Sore hari, setelah pulang sekolah, layouter majalah sekolah, Kak Miftah, memberi kabar mendadak lewat sms, isinya pun sampai detik ini masih saya simpan di handphone. Lomba ini meliput tentang sejarah, museum, dan purbakala. Ditambah juga, kerajinan, kesenian, kuliner, dan pariwisata di tiap-tiap kabupaten. Kita start mulai 1 Agustus. Keliling Kabupaten Pasuruan itu, sensasinya mixed! Mulai ninggalin jam ke 7-8 keliling nyari info kesana kemari sampai menjelang maghrib. Hampir 2 minggu berjalan seperti itu, tugas keteteran, dimarahi guru karena gak ikut kelas berkali-kali, dimarahi teman-teman karena gak bisa kerja kelompok on time, dan yang paling ekstrim, harus ikut ulangan susulan! 2 minggu setelah masa-masa awal yang cukup parah, kami berdiskusi, kita meninggalkan kelas mulai jam ke 5-6, keputusan ter-ekstrim!
Sebulan ini, gak ada perjalanan yang berjalan mulus, semulus jalan tol. Semuanya ada masalah, mulai hari pertama ban motor Kak Faizal bocor, tepatnya ketika menuju Candi Belahan/Sumber Tetek. Hari berikutnya, saya sendiri tiba-tiba gatal-gatal di mulut, dan tangan sebelah kiri, setelah dari Air Terjun Coban Centhong. Hari berikutnya, saya dan Rosalita harus menghadapi perbedaan bahasa, antara Jawa dengan Madura ketika meliput agenda tahunan Ski Lot di Lekok, mengunakan Bahasa Indonesia pun mereka tak paham. Hari berikutnya, ban motor Kak Miftah yang bocor ketika pulang dari Pertapaan Indrokilo, di perjalanan menuju Indrokilo pun, saya dan Kak Faizal harus turun, karena saya nggak kuat dan sedang tidak fit juga. Yang meneruskan hanya Kak Miftah dan Rosalita, dan lucunya, saking lelahnya, mereka berdua lupa mengambil gambar di Goa Gambir. Hari berikutnya, waktu yang mencoba membunuh kami, perjalanan Pandaan-Bangil yang normalnya di tempuh 20-30 menit harus kami singkat dalam waktu 15 menit, Nguling-Pandaan yang normalnya 2-3 jam perjalanan sepeda motor, harus kami potong 1 jam, lengah sedikit, nyawa termakan truk ekspedisi. Hari berikutnya, Coban Baung mencoba memakan semangat kami, Kak Virna sakit kepala akutnya kambuh dan kami semua bingung tak karuan. Semua memang menyusahkan, namun itulah yang berkesan dari perjalanan ini.
Kita tak hanya bersusah payah, kami juga senang, banyak hal lucu dan unik yang kami alami. Saat ke Raos Pacinan kami berasa di arena motor cross, jalannya unik. Berada di kawasan Puslatpur TNI AL Grati, kita melihat acara Petik Laut di Pantai Pasir Panjang. Disini kita melihat banyak kapal-kapal hias, dan tontonan gratis, TNI latihan perang dan baris-berbaris di jalan menuju barak latihan. Bersama Pembina kami, saya, adam, dan Rosalita harus ikut kembali ke Wisata Mangrove karena sehari sebelumnya, Pak Udin lupa belum bayar kerupuk yang dibelinya. Jauh-jauh ke Nguling untuk bayar kerupuk itu… awesome. Wisata Kuliner, Klepon, Lupis, Cenil, Rawon Pincuk, Nasi Punel, Kupang Kraton adalah hal yang paling membahagiakan perut! Kata Kak Faizal, “Perbaikan Gizi”. Yang paling bikin ketawa sambil mual-mual adalah ketika anda membeli babat yang ukurannya tidak terlalu besar, dengan harga Rp.16.000 dan babat itu anda makan sendiri, tanpa nasi, istilah Jawa-nya “di Gado” itu saya. Hal yang lucu lagi, ketika Rosalita kesulitan bicara dengan pemberi informasi tentang Ski Lot di Lekok, mereka berbahasa Madura, dan Rosalita berbahasa Jawa Krama Inggil. Sampai Ski Lot berakhir, pembicaraan itu tak akan selesai, dan untungnya ada bapak-bapak yang bisa berbahasa Indonesia dengan lancar,sehingga beliau dengan sabar menjawab pertanyaan Rosalita, meskipun beliau juga sedikit kesusahan dengan bahasa-nya Rosalita.
Klimaks, ketika kami semua, Kak Miftah, Kak Virna, Kak Faizal, Adam, Rosalita, saya, Theresa, Pak Udin Pembina kami, dan driver terkeren kami, Pak Imam, berangkat ekspedisi sehari ke Bromo dan sekitarnya. Berangkat, Kak Faizal masuk angin. Sampai di Agrowisata Bhakti Alam hanya saya dan Kak Miftah yang masuk. Agrowisata Bukit Flora, Rosalita dan Adam yang masuk. Kami melanjutkan ke Gunung Bromo. Sayangnya kami tidak diizinkan ke Kawah oleh pembina, karena waktu yang semakin sore. Menjelang maghrib di hutan penghubung antara Kecamatan Tosari dengan Puspo, kami mendapat musibah, kawan kami, Adam mengalami sesak napas dan Kak Virna mengalami sakit kepala akut, dan itu bersamaan! Bayangkan betapa ribetnya kami semua! Apalagi saya dan Kak Miftah yang berada didekat mereka berdua. Mereka berdua terlalu kelelahan, sehingga harus dilarikan ke Puskesmas Pasrepan karena di Puskesmas Puspo tidak ada tabung oksigen untuk Adam. Dan jaraknya kurang lebih 10km, jalanan yang tidak bersahabat, membuat semua merasa pusing. Kak Faizal yang dari awal memang tidak fit, harus beristirahat juga. Semua yang masih dalam kondisi kuat dalam fisik, harus bahu-membahau memijiti Adam, menjaga Kak Virna agar tidak terlalu merasakan sakit di kepala.
Puskesmas Pasrepan, ba’da maghrib. Untung masih ada dokter jaga di UGD-nya. Sehingga Kak Virna dan Adam masih bisa tertangani dengan baik. Kami bergantian menjaga disebelah mereka. Hal terkonyol dan menyakitkan adalah ketika Kak Virna saya ajak bercanda, saya memukul kasurnya dan kepalanya sakit lagi. Kata Theresa, hal itu merupakan pem-bully-an fisik. Tapi memang jahilnya saya, saya malah berkata, “Mbak, sampeyan sehat atau sakit, tetep masih bisa tak bully kok” dan Kak Virna tertawa. Adam berangsur-angsur sadar, kembali diajak bicara oleh Kak Miftah. Dirasa keadaan mereka perlahan pulih, dan waktu semakin malam, kami akhirnya meninggalkan puskesmas sekitar jam delapan malam. Perjalanan yang tak memakan waktu sedikit, jam setengah sembilan malam kami sampai di sekolah lagi. Oh ya! Hari Klimaks ini, kami ke Bromo masih menggunakan seragam putih abu-abu. Seragam putih abu-abu menjadi sejarah dalam hidup kami!
Sedikit cerita di Bulan Agustus ter-Spektakuler dalam hidup! Ketika padat-padatnya Agustus, kami harus mencari celah waktu luang diantara padatnya bulan Agustus untuk Lomba Museum Blog Online. Demi Kabupaten Pasuruan! Demi SMAN 1 Pandaan! Demi masa depan yang lebih baik! Terimakasih untuk guru-guru yang memahami keadaan kami yang harus meninggalkan kelas, terimakasih untuk support dari teman-teman di sekolah, terima kasih untuk Pak Ahmad Zaenal Pribadi atas support dan perizinannya, terimakasih untuk Pak Khoirudin yang sabar mendampingi kami, terimakasih untuk Pak Imam driver ter-TOP kami, terimakasih juga untuk segenap khalayak yang membantu kami untuk kelancaran Lomba Museum Blog Online ini. Dan, terimakasih sebesar-besarnya untuk Allah Swt. sampai detik ini kami masih diizinkan untuk bernafas, dan memuji keindahan ciptaan-Mu. Dari ini semua kami belajar, kehidupan itu bermacam-macam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Tuhan

Finding Myself 1